Jumat, 05 Juli 2013

PENYESALAN



Bisa dihitung empat kali aku tersesat di Mesir ini, bisa jadi lebih. Entahlah, mungkin karena aku sering berjalan sendiri dan aku tak suka menghafal jalan. Aku lebih suka manatap tulisan di buku atau memikirkan hal-hal yang perlu dipikirkan, ketimbang melihat jalanan Kairo yang tak ada indahnya. Ataupun faktor-faktor lain membuatku lupa jalan. 

Tersesat pertama kali ketika selesai shalat tarawih di masjid Rabi’ah al-Adawiyah. Mungkin karena ngantuk berat, aku langsung loncat ke tremco tujuan ‘Asyir. Tapi bukan “Hay ‘asyir”. Tanpa sadar, aku mulai linglung saat mobil melaju. Aku mendongak ke jalanan yang tak ku kenal. Hmm.. sepertinya ini jalan pintas, hiburku. Tak lama kemudian, mengapa tidak sampai pada arah yang ku kenal?, padahal mobil sudah berjalan sekitar dua jam. Ah.. mungkin karena aku tak hafal jalan, aku tak cemas. Wah.. ternyata benar, aku tersesat. Aku diturunkan di terminal yang sumpek, polusi, dan bising. Beruntungnya aku dipertemukan dengan sopir yang baik dan tak berulah. Ia bersedia menunjukan arah tremco ke “Hay sabi” lalu menyambung ke “Hay ‘asyir”. Alhamdulillah sampai asrama. :)

Selanjutnya, ketika hendak pergi ke Saraq. Ya, cuci mata gitu. Jujur, aku tak pernah ke Saraq sebelumnya. Ketika pulang, tidak tau kenapa, aku menaiki bus yang arahnya berlawanan dari arah tujuanku pulang. Sampai di depan kulliyah banat, aku baru sadar. Lagi-lagi tak ada rasa galau di hati. Aku tetap tenang.

Mungkin di kalangan Masisir, hanya aku yang tersesat menuju kantor PPMI. Ini karena aku menaiki mobil hijau yang suka memotong jalan. Akhirnya aku terseret dan diturunkan di tempat elite yang tak ku kenal. Tempat itu sepi, hanya jejeran polisi berjaga di pos. Aku sempat bertanya, tapi hasilnya nihil, aku tak paham omongannya. Mujurnya aku bertemu Taxi dan sampai di kantor PPMI. Aku juga tidak sedih, apalagi nangis.

Pernah juga ketika pertama kali ke Muqatam. Aku tersesat di daerah asing. Tidak ada tremco atau bus yang bersedia membawaku ke tempat yang aku tuju. Setelah menunggu lama, akhirnya bertemu jua dengan bus hijau tujuan Muqatam. Lagi-lagi aku tak mengeluh apalagi menyesal.

Point singkat:
1. Jangan mengabaikan setiap kesalahan walau kecil. Baik kesalahan berinteraksi dengan makhluk atau kesalahan individu. Jika merasa bersalah, tetap control diri dan tidak emosi. Pelajarai kesalahan, lalu lanjutkan meniti kebaikan.
2. Penyesalan itu tidak cukup sekali, harus berkali-kali. Lalu bertekad untuk tidak mengulangi.
3. Jika nanti bertemu saya tersesat di jalan, tolong tunjuki saya arah pulang. ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar